"Punya hubungan yang sehat dengan makanan berarti bahwa moralmu tidak lebih tinggi atau lebih rendah berdasarkan pilihan makananmu." — Evelyn Tribole Terlalu terobsesi dengan “makan bersih” sering kali memicu siklus: Menahan diri → Craving → Makan berlebihan → Merasa bersalah → Diulang lagi Setelah ngelepas label moral pada makanan, gw merasa bisa membangun habits nutrisi yang lebih realistis, efektif, dan bisa adaptif terhadap situasi (misal kalo ada acara kayak nikahan atau nobar timnas)
Setelah belajar World Systems Theory (WST) di kelas International Political Economy dan lihat contoh kayak value chain kopi, aku jadi sadar bahwa hidup itu nggak sesimpel usaha pribadi = sukses. Walaupun WST membahas negara sebagai aktor-aktor utamanya, aku menggunakan kesempatan ini untuk berefleksi ke kehidupan secara umum. Ada struktur besar yang bikin sebagian orang kerja keras setengah mati tapi tetap di posisi bawah. Apalagi di Indonesia, yang kita tahu mobilitas sosialnya masih rendah. Kalau seseorang lahir dalam kelompok sosio-ekonomi tertentu, jalan buat "naik kelas" itu sempit dan berat. Dari situ, aku mulai berhenti ngelihat orang cuma dari titel, gaji, atau pencapaian luar. Aku lebih penasaran sama cerita di baliknya: perjuangan apa yang lagi mereka jalanin? Apa aja tembok yang mereka harus hadapi, yang mungkin nggak pernah kelihatan dari luar? Karena kadang, kita semua cuma lagi di tengah sistem yang bahkan kita sendiri nggak pilih buat lahir di dalamnya. Kesimpulan: 🌱 Kita bukan hanya hasil dari keputusan pribadi. 🌎 Kita juga bagian dari struktur yang lebih besar, yang nggak selalu adil. Kalau kamu pernah merasa capek "mengejar" sesuatu, mungkin bukan karena kamu kurang kuat. Tapi karena jalannya dibuat miring. 🌳 The Multiidentitas Life — cerita lengkapnya ada di YouTube.
dulu easy run gw pace 8 sekarang udah pace 5. modal lari keong ngikutin MAF low heart rate training. temen2 gw yang dulu langsung kebut2an tiap latihan kalo ga berhenti karena burnout ya cedera. gue ga pengen makin banyak temen lagi yang stop lari karena itu ❤️🩹 #lari
Tim sepak bola, partai politik, selera musik, agama, tokoh-tokoh sejarah–semua yang punya pendirian dan pengaruh kuat pasti SELALU punya oposisi. SELALU ada penolakan. “If you're remarkable, it's likely that some people won't like you. That's part of the definition of remarkable. Nobody gets unanimous praise, ever. The best the timid can hope for is to be unnoticed. Criticism comes to those who stand out.” — Seth Godin 🌳 The Multiidentitas Life